Penyusunan Modul Ajar Berbasis Teaching Factory (TEFA)

Penyusunan Modul Ajar Berbasis Teaching Factory (TEFA)

SMKN 21 Jakarta menyelenggarakan Workshop Penyusunan Modul Ajar Berbasis Teaching Factory (TeFa) sebagai upaya penguatan implementasi pembelajaran berbasis industri. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerja sama resmi dengan Lotte sebagai mitra industri, yang turut memberikan pendampingan langsung dalam penyusunan dokumen pembelajaran yang relevan, adaptif, dan selaras dengan kebutuhan dunia kerja.

Workshop ini diikuti oleh para guru produktif dari berbagai program keahlian, seperti Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim (PPLG), Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis (MPLB), Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL), serta Bisnis Ritel. Seluruh peserta mendapatkan pendampingan mulai dari penyusunan capaian pembelajaran, pemetaan materi, pengembangan aktivitas berbasis proyek nyata (project-based learning), hingga integrasi budaya kerja industri ke dalam modul ajar.

Perwakilan Lotte, sebagai mitra industri, memberikan pemaparan mengenai standard operational procedure (SOP) di dunia kerja, kompetensi yang saat ini dibutuhkan perusahaan, serta contoh alur produksi dan bisnis yang dapat diadaptasi ke dalam Teaching Factory. Pendampingan ini menjadi nilai tambah penting agar modul ajar tidak hanya memenuhi standar kurikulum, tetapi juga benar-benar mencerminkan kebutuhan industri modern.

Dalam sesi kerja kelompok, para guru merancang modul ajar yang menghubungkan aktivitas pembelajaran di kelas dengan proses kerja nyata ala industri, seperti simulasi layanan pelanggan, alur bisnis ritel, pengelolaan dokumen perkantoran digital, hingga implementasi software dan teknologi yang digunakan di lingkungan kerja. Model Teaching Factory ini diharapkan mampu membentuk lingkungan belajar yang menyerupai industri, sehingga siswa lebih siap menghadapi dunia kerja maupun wirausaha.

Kepala SMKN 21 Jakarta menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan memastikan lulusan sekolah memiliki kompetensi yang unggul, relevan, dan kompetitif. Beliau juga menekankan bahwa kerja sama dengan Lotte membuka peluang lebih besar bagi siswa untuk memperoleh pengalaman praktik industri dan memperluas jaringan kemitraan.

Workshop ditutup dengan presentasi hasil penyusunan modul ajar oleh masing-masing kelompok guru. Seluruh rancangan modul mendapatkan masukan langsung dari tim industri dan pihak sekolah, sehingga modul ajar yang dihasilkan dapat segera diimplementasikan pada semester berikutnya.

Melalui kegiatan ini, SMKN 21 Jakarta semakin memperkuat komitmennya dalam mengembangkan pembelajaran berbasis Teaching Factory yang berorientasi pada kualitas, profesionalisme, dan kebutuhan nyata dunia industri.

Scroll to Top